Seperti yang mungkin sudah kamu ketahui, bahwa penambangan koin kripto seperti Bitcoin dan lainnya membutuhkan daya listrik yang besar.
Dikutip dari The Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index, jumlah listrik yang dikonsumsi selama 1 tahun penambangan Bitcoin bisa digunakan untuk merebus air yang cukup untuk semua cangkir teh yang dikonsumsi di Inggris selama 30 tahun.
Nah, permasalahan tersebutlah yang kemudian memicu munculnya green cryptocurrencies atau juga biasa disebut dengan Eco-friendly cryptocurrencies.
Lalu, apa itu eco-friendly cryptocurrencies? Koin kripto apa saja yang termasuk dalam kategori ramah lingkungan? Untuk tau jawabannya, kamu bisa belajar crypto lewat artikel berikut ini.
Apa itu Eco-Friendly Cryptocurrencies?
Istilah Green cryptocurrencies ini mulai marak dibicarakan di tahun 2021, ketika Elon Musk mengumumkan keputusannya bahwa Tesla tidak lagi menerima pembayaran dengan Bitcoin karena dampak lingkungan yang diakibatkan oleh penambangan koin kripto.
Keputusan ini kemudian diikuti oleh berbagai perusahaan besar lainnya, sebut saja Wikimedia dan Mozilla.
Eco-friendly cruptoccurencies adalah koin dengan konsumsi energi yang rendah dan minim carbon footprint.
Carbon ini berasal dari kekuatan komputasi besar yang dibutuhkan untuk melakukan pembelian dan penjualan koin kripto di seluruh jaringan.
Green crypto tidak memerlukan energi dalam jumlah besar untuk menjalankan transaksinya dan terus berupaya mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
5 Eco-friendly Kripto yang Bisa Kamu Jadikan Investasi
Setelah memahami definisi dan pengertian dari eco-friendly cryptocurrencies. Berikut ini 3 green kripto yang bisa kamu tambahkan ke dalam portofolio kamu.
- IMPT.io
Koin digital ramah lingkungan yang pertama adalah IMPT.io. Koin kripto ini sendiri merupakan sebuah platfom blockchain-based yang membantu individu dan bisnis mengimbangi carbon footprint mereka dengan cara yang gampang dan aman.
Caranya adalah dengan tokenizing kredit karbon yang didapat dari normal shopping atau membelinya langsung dari platform ke dalam bentuk NFT.
IMPT.io juga sepenuhnya terdesentralisasi, transparan dan dapat dilacak, sehingga menghilangkan kemungkinan terjadinya penipuan.
- Chia
Green crypto selanjutnya dipegang oleh Chia. TRG Datacenter, sebuah perusahaan data yang berbasis di Amerika, mengatakan bahwa Chia adalah contoh yang baik dari sustainable koin yang dibuat agar rendah energi.
Chia menggunakan hard drives untuk proses penanamannya. Hard drives atau juga dikenal dengan proof-of-space adalah jenis algoritma konsensus yang digunakan dalam teknologi ledger terdistribusi berdasarkan konsep blok data timestamping.
Koin Chia ini bisa ditanam pada hard drives di Laptop atau dekstop di komputer. Setelah software selesai di pasang, komputer kamu akan melakukan plotting dan mulai menanam Chia.
Pendekatan seperti ini memudahkan pengguna rumahan untuk mendapatkan Chia, karena tidak bergantung pada listrik yang besar seperti koin kripto lainnya yang butuh ditambang.
- Tezos
Koin emas terakhir yang bisa kamu pilih untuk dijadikan investasi adalah Tezos. Koin ini masuk kategori eco-friendly karena proses transaksi yang dilakukan secara cepat di platformnya.
Tim yang mengembangkan Tezos sangat transparan, sebab mereka memberikan data emisi tentang blockchain setiap bulannya.
Tezos mulai mendapatkan banyak perhatian setelah baru-baru ini menjalankan dua kemitraan besar dengan dua tim di dunia olahraga yakni McLaren Racing dan Machester United.
Nah, itulah pembahasan sekilas mengenai koin kripto yang ramah lingkungan. Jika kamu ingin belajar kripto lebih dalam, dan tertarik untuk berinvestasi berbagai aset crypto secara mudah, kamu bisa download aplikasi Pintu.
Pintu adalah aplikasi jual beli bitcoin dan aset crypto lainnya yang telah terdaftar resmi di Bappebti. Di Pintu, kamu bisa mengecek pergerakan harga aset, membaca berita-berita terbaru tentang crypto serta melakukan investasi dan trading hanya mulai dari Rp11.000 saja, lho. Download Pintu sekarang!